Mungkin karena terlalu mudahnya, hampir semua marketer merasa mampu menerapkan digital marketing. Sebuah kesalahan besar bila seseorang menganggap bahwa dunia digital marketing hanya butuh kreativitas tinggi. Memang menjadi kreatif penting untuk membuat suatu konten marketing yang menarik.
Namun nyatanya dibutuhkan juga kemampuan dalam meneliti data untuk menilai apakah konten yang sudah dibuat benar-benar efektif atau tidak. Lantas, skill dasar apa saja yang dibutuhkan untuk menerapkan digital marketing?
Data Analisis
Ada hal mendasar yang membedakan digital marketing dengan teknik marketing konvensional. Digital marketing menghasilkan sejumlah data yang dapat diolah untuk mengevaluasi dan meningkatkan performa suatu campaign. Dari Google Analytic misalnya, seorang marketer mampu mendapatkan data demografi (usia, jenis kelamin hingga perangkat yang digunakan) dan jumlah visitor (unique visitor, monthly user dan sebagainya) dari sebuah situs. Begitu pun dengan data mengenai kebiasaan serta visitor behavior yang bisa diambil menggunakan tool berbasis web CrazyEgg hingga user engagement dari Facebook Analytic untuk paid dan organic post.
Paid Social Media Advertising
Untuk urusan ini, kebanyakan marketer akan menyerahkan segalanya kepada agency yang dipekerjakan. Tidak ada salahnya memang, namun setidaknya seorang marketer minimal mengetahui bagaimana cara kerja iklan berbayar dari media sosial. Faktanya, memasang sendiri iklan dalam media sosial tidak sulit. Justru pengguna akan tahu apa saja fitur yang tersedia serta mampu mengatur target market sehingga campaign dapat dilakukan secara efisien.
Meski begitu, sangat dianjurkan untuk tidak hanya paham dalam memasang iklan, namun juga melatih sense kreatif untuk menilai apakah sebuah iklan dapat berjalan dengan baik di media sosial. Perlu diingat bahwa setiap medium memiliki penanganan tersendiri. Contoh kasarnya, perlakuan kreatif Facebook Post yang tak terbatas pada karakter huruf akan sangat berbeda dengan tweet pada Twitter yang hanya dibatasi hingga 140 karakter saja.
Lengkapi juga pengetahuan dalam menentukan KPI yang cocok dalam sebuah iklan dalam media sosial, entah itu untuk menarik engagement, click to web, video views, leads atau brand awareness target market. Layaknya medium, target market juga memiliki proses kreatif tersendiri. KPI wajib dibuat berdasarkan target market. Logikanya, bandingkan jumlah pengguna internet berusia 17-25 tahun dengan 40-55 tahun. Tentu masing-masing rentang usia memiliki jumlah pengguna internet yang berbeda dan itu juga memengaruhi faktor pencapaian KPI.
Email Marketing
Teknik email marketing memang merupakan salah satu teknik digital marketing yang paling kuno, bahkan kecenderungan tingkat open rate menurun tiap tahunnya. Hal ini disebabkan salah satunya oleh kebiasaan marketing konvensional yang diterapkan di kanal digital, yakni dengan mengirimkan email sebanyak mungkin ke database yang dimiliki, entah penerima butuh informasi tersebut atau tidak. Namun email marketing tetaplah penting untuk menciptakan peluang seamless marketing yang jadi ciri khas digital marketing.
Untuk menyiasatinya, sebenarnya seorang marketer dapat memanfaatkan fitur automation. Dengan fitur ini, marketer mampu mengatur email lengkap dengan link yang secara otomatis mengatur agar penerima mendapatkan email yang relevan dengan kebutuhannya saat itu.
Search Engine Marketing
Keahlian dasar yang wajib dimiliki selanjutnya adalah Search Engine Marketing. Strategi ini sejatinya dapat dilaukan oleh industri apapun, dengan budget berapapun, mulai dari perusahaan besar beromzet milyaran hingga barbershop di pinggiran kota. Tak hanya dapat dilakukan, SEM juga penting untuk menarik orang agar mengenal sebuah bisnis. Intinya, SEM cukup murah dan dapat dilakukan secara instan.
Oleh karenanya, keahlian dalam mengetahui dan mengolah keyword melalui strategi SEM sangat penting untuk dimiliki. Tanpa itu, optimasi campaign cost-per-click jadi sia-sia belaka.
Penguasaan Tools dan Platforms
Bila sudah menyentuh digital marketing, mau tidak mau marketer wajib memahami dan cakap dalam bersentuhan dengan teknologi. Tidak mungkin seseorang mampu menerapkan strategi digital marketing tanpa cakap berteknologi.
Seiring berjalannya waktu, teknologi juga berkembang dengan pesat. Begitu juga dengan tools digital marketing. Bila dahulu kita hanya mampu memanfaatkan email blast, saat ini dibutuhkan email blast yang jadi satu dengan SMS dan mobile apps tools. Perangkat tersebut akan memudahkan marketer untuk melakukan cross sell dengan mudah.
Memang banyak skill yang dibutuhkan untuk menerapkan digital marketing. Namun faktanya, keahlian-keahlian tersebut sangat mudah untuk dipelajari. Kuncinya adalah mau berusaha. Jadi, never stop learning because life never stop teaching.