Berwisata ke Pulau Sumba memang bisa membuat kita akan menumukan banyak hal menarik di dalamnya. Seperti pada penelurusan saya beberapa waktu lalu di Sumba, ada beragam tempat yang menarik yang membuat saya terkesima. Salah satu tempat menarik yang saat itu saya kunjungi saat itu adalah Desa Adat Ratenggaro atau Kampung Adat Ratenggaro. Desa Adat Ratenggaro adalah sebuah desa yang berada di Umbu Ngedo, Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di desa atau kampung ini banyak hal mengesankan yang dapat saya jumpai.
Di Desa atau Kampung Adat Ratenggaro ini saya merasakan suasana desa tradisional yang sangat kental. Hal ini bisa jadi dikarenakan di sini saya tidak menjumpai pengaruh atau gejala modernisasi. Jadi Anda yang ingin merasakan sensasi kehidupan yang belum tersentuh modernisasi maka mengunjungi Desa Adat Ratenggaro bisa menjadi pilihan yang tepat.
Salah satu konsep tradisional dari warisan para leluhur di sini bisa kita lihat dari rumah adatnya (Uma Kelada) yang mempunyai karakteristik adanya menara yang mencapai tinggi 15 meter. Sementara itu atap dari rumah adat ini sendiri dibuat dengan menggunakan jerami. Menariknya, atap rumah di Desa Adat Ratenggaro dapat mencerminkan status sosial mereka. Hal ini bisa kita lihat dari tinggi rendahnya atap dari rumah mereka.
Desa Adat Ratenggaro bukan hanya sekedar desa tradisional belaka. Sebab masyarakat di desa ini masih sangat menjunjung tinggi tradisi dan peninggalan leluhurnya. Salah satu tradisi peninggalan leluhur yang masih dijaga dengan baik oeh masyarakat Desa Adat Ratenggaro adalah tradisi Marapu. Tradisi Marapu sendiri yakni tradisi atau keyakinan masyarakat desa untuk menjalin komunikasi dengan leluhur guna menyampaikan permohonannya terhadap Tuhan.
Meski tradisi Marapu ini sebenarnya juga ada di kampung-kampung lain di Kabupaten Sumba Barat Daya, namun kentalnya nuansa tradisional di Desa Adat Ratenggaro membuat saya merasakan kesan yang mendalam pada tradisi Marapu tersebut. Selain Marapu, tradisi lain yang yang bisa saya jumpai di Desa Adat Ratenggaro adalah adanya kubur batu dengan posisi menghadap ke laut di sekitar perkampungan.
Tidak hanya melulu soal adat adan budaya tapi di Desa Adat Ratenggaro ini saya bisa mendapati lanscape pemandangan pantai yang sangat indah. Berpadu dengan pasir putih dan padang rumput yang tumbuh subur membuat saya bisa menikmati wisata pantai di Desa Adat Ratenggaro.
Untuk Anda yang ingin datang dan menuju Desa Adat Ratenggaro ini Anda harus memikirkan transportasinya. Pasalnya di sini belum ada kendaraan umum yang bisa mengantar Anda hingga tiba di Desa Adat Ratenggaro. Jadi mau tak mau untuk ke sini Anda harus menyewa kendaraan seperti yang saya lakukan saat itu. Dari Bandara Tambolaka sendiri Desa Adat Ratenggaro berjarak 56 km dan bisa ditempuh selama kurang lebih 1,5 hingga 2 jam perjalanan.