Hey Sobat! Tau gak sih, di era digital ini, dunia pendidikan kita tuh lagi undergo a massive transformation. Teknologi udah buka banyak opportunities buat kita explore cara-cara baru dalam belajar. Salah satunya? Edutech! Di Indonesia, edutech ini lagi booming banget dan jadi game changer buat dunia pendidikan kita. Tapi, seperti kata orang, “There’s no rainbow without a little rain”, edutech juga punya tantangan sendiri.
Nah, lucky me, minggu lalu aku dapet kesempatan buat deep dive ke dunia edutech ini bareng Aldi Allamputra, salah satu peeps dari Ruangguru. Dari obrolan hangat kita, aku dapet banyak insights tentang edutech, upskilling, sampe gimana bedanya kerja di startup dan perusahaan besar. Penasaran? Let’s dive in!
Edutech di Indonesia: Mengapa Semua Orang Ngomongin Ini?
Edutech di Indonesia? Future-nya bright banget! Ada tiga main players di sini: Pra-K12, K12, dan yang paling aku suka, Upskilling/Profesional. Kenapa aku suka Upskilling? Karena background aku dimana kerja di startup edutech yang banyak focus ke upskilling.
So, what we need to do? Fokus aja ke segment yang pas dan bikin kurikulum yang relevant ada tiga audience utama yang menurut aku bisa di utilize jika kita berbicara dunia upskiling:
- Early Career: Di sini, yang penting skill. Misalnya di digital marketing, yang penting mereka bisa pake ad tools dengan baik.
- Mid Career: Sekarang gilirannya ke analytics. Mereka harus bisa combine data dari ad tools buat bikin predictive analysis.
- Late Career: Di sini, yang diutamakan itu mindset, bukan cuma skill. Cara kerja campaign buat awareness beda banget sama yang buat consideration atau purchase.
Tantangan: Biggest challenge? Masalah hierarchy of needs. Upskilling sekarang ini masih dianggap sebagai kebutuhan self-actualization atau growth. Banyak yang gak sadar betapa pentingnya upskilling. Our mission? Make sure orang-orang aware betapa pentingnya upskilling, sampe mereka anggap sebagai kebutuhan dasar. Tapi, like everything else, ada aja challenge-nya. Salah satunya, biaya buat edukasi pasar. Terus juga, kita belum punya semacam ‘big bro’ yang ngawasin kaya fintech punya OJK. Ini jadi PR buat kita semua di industri ini. Tapi, aku yakin, dengan kolaborasi yang tepat, kita bisa mengatasi tantangan ini.
Upskilling: Investasi Masa Depan atau Hanya Trend Sesaat?
Ketika ngomongin soal upskilling, banyak yang mikir ini cuma opsi tambahan, bukan kebutuhan. Tapi, kalo kita lihat dari perspektif hirarki kebutuhan Maslow, kita bisa lihat betapa pentingnya upskilling.
Hirarki Kebutuhan Maslow:
- Kebutuhan Fisiologis: Ini dasar banget. Kayak makan, minum, tidur.
- Kebutuhan Keamanan: Kebutuhan buat merasa aman dan terlindungi.
- Kebutuhan Sosial: Kebutuhan buat punya hubungan yang baik sama orang lain, punya teman, keluarga.
- Penghargaan: Kebutuhan buat merasa dihargai dan punya harga diri.
- Self-Actualization: Ini puncaknya. Di sini, kita bicara soal potensi penuh seseorang, kreativitas, dan pertumbuhan pribadi.
Nah, banyak yang anggap upskilling itu masuk di level “Self-Actualization”. Tapi, sebenarnya, upskilling bisa berdampak ke semua level kebutuhan. Gimana caranya?
- Kebutuhan Fisiologis & Keamanan: Kalo kita punya skill yang relevan, kita bisa dapet kerjaan yang lebih baik, yang artinya pendapatan lebih. Ini bisa memenuhi kebutuhan dasar kita dan memberi kita rasa aman.
- Kebutuhan Sosial & Penghargaan: Dengan upskilling, kita bisa jadi lebih dihargai di tempat kerja, punya posisi yang lebih baik, dan ini bisa boost harga diri kita dan hubungan sosial kita di lingkungan kerja.
- Self-Actualization: Di sini, upskilling bukan cuma soal kerjaan, tapi juga soal pertumbuhan pribadi. Kita jadi lebih paham potensi kita dan bisa maksimalin itu.
Jadi, kalo ditanya upskilling itu kebutuhan atau pilihan? Jawabannya jelas: Upskilling itu investasi buat diri kita sendiri. Bukan cuma soal skill, tapi juga soal masa depan kita dan keluarga. Jangan tunggu sampe terlambat buat sadar betapa pentingnya upskilling.
Startup vs Perusahaan Established: Mana yang Lebih Oke?
Ketika kamu mikirin mau pindah dari startup ke perusahaan yang udah established, atau sebaliknya, hal pertama yang harus kamu adjust adalah mindset kamu:
- Lingkungan Startup:
- Kreativitas on Top: Di startup, yang paling diutamain itu kreativitas. Gimana caranya beda dari yang lain? Gimana caranya supaya produk atau servis kita unik?
- Agile Banget: Harus agile dan cepat adaptasi. Pasar berubah, teknologi berubah, jadi kita harus siap pivot kapanpun.
- Dinamis: Suasana kerjanya dinamis, dan seringkali kamu harus jadi “jack of all trades”.
- Goal: Growth, bertahan hidup, dan kemampuan buat pivot cepet kalo ada perubahan atau tantangan di pasar. Jadi, harus siap-siap adaptif dan terbuka sama perubahan yang datang tiba-tiba.
- Lingkungan Perusahaan Established:
- Kontrol & Birokrasi: Di perusahaan yang udah besar dan mapan, semuanya lebih terkontrol dan banyak birokrasinya.
- Stabilitas: Mereka udah punya posisi yang kuat di pasar, jadi satu perubahan kecil aja bisa punya dampak gede buat bisnis mereka.
- Proses Terstruktur: Semua proses kerja udah terstruktur dengan baik. Ada SOP buat ini itu, jadi kamu gak perlu bingung harus ngapain.
- Konsistensi: Ada tekanan lebih buat jaga stabilitas dan konsistensi. Jadi, kalo kamu suka tantangan untuk mempertahankan kualitas, mungkin ini pas buat kamu.
Jadi, setelah tau karakteristik dari kedua lingkungan kerja ini, kamu bisa pilih yang mana yang paling sesuai dengan passion dan kebutuhan karier kamu. Setiap orang punya preferensi masing-masing, jadi pilihlah yang paling kamu rasa nyaman dan sesuai dengan tujuan karier kamu!
Dari obrolan hangat dengan Aldi Allamputra dan berbagai insight yang sudah kita bahas, jelas bahwa dunia edutech di Indonesia sedang berkembang pesat. Upskilling bukan hanya tren, tapi kebutuhan yang harus kita sadari demi masa depan karier kita. Baik di startup atau perusahaan besar, setiap lingkungan kerja menawarkan peluang dan tantangan tersendiri. Yang terpenting adalah kita harus terus belajar, beradaptasi, dan mempersiapkan diri untuk perubahan yang datang.
Jangan biarkan diri kalian tertinggal! Mari kita investasikan waktu dan energi kita untuk terus upskill dan berkembang bersama. Punya pengalaman atau insight menarik seputar topik ini? Yuk, share di kolom komentar di bawah. Dan hey, jika kalian ingin diskusi lebih dalam atau butuh mentoring, jangan ragu untuk hubungi aku. Mari kita grow bersama!